Salam Hormat untuk Bapak Ibu Guru : Pelita dalam Gelap, Penuntun dalam Perjalanan

Listen to this article

LAMONGAN Pagomex – Salam hormat dan penuh cinta kami haturkan kepada Bapak dan Ibu Guru, sosok yang telah menjadi lentera dalam kehidupan kami. Tak terhitung sudah berapa banyak ilmu yang telah Bapak Ibu tanamkan.

Tak terukur seberapa besar kasih dan kesabaran yang telah Bapak Ibu berikan. Hari ini, izinkan kami sejenak menundukkan kepala, memberikan penghormatan setulus hati, kepada para pendidik sejati.

Bapak Ibu Guru adalah sosok yang tidak hanya mengajarkan huruf dan angka, tetapi juga membimbing kami memahami kehidupan. Dari mereka, kami belajar tentang kejujuran, kerja keras, kedisiplinan, dan tanggung jawab.

Di balik suara yang lembut saat mengajar atau kadang tegas saat menegur, tersimpan cinta yang tulus agar kami menjadi manusia yang lebih baik.

Tak banyak yang tahu, betapa lelahnya Bapak Ibu Guru menghabiskan waktu mempersiapkan materi, menilai tugas, membimbing murid yang tertinggal, bahkan memikirkan masa depan kami satu per satu. Namun, tak pernah sedikit pun mereka mengeluh.

Semua itu dilakukan sebagai bentuk pengabdian, bukan sekadar pekerjaan. Karena bagi Bapak Ibu Guru, mengajar adalah panggilan jiwa.

Di setiap langkah kami, selalu ada jejak guru yang tertinggal. Kalimat-kalimat sederhana yang dulu sering diucapkan, kini menjadi prinsip hidup. Sikap dan keteladanan yang Bapak Ibu tunjukkan di kelas, kini menjadi cermin dalam bertindak.

Bahkan, saat kami ragu, kami sering bertanya dalam hati : “Kalau jadi murid Pak Guru atau Bu Guru, apa yang harus saya lakukan ?”

Kami tahu, mungkin tidak semua dari kami sempat mengucapkan terima kasih secara langsung. Tidak semua murid memiliki keberanian atau kesempatan untuk menyampaikan betapa dalamnya rasa terima kasih itu.

Tapi hari ini, biarkan tulisan ini menjadi perwakilan: Terima kasih, Bapak Ibu Guru. Tanpa kalian, kami bukan siapa-siapa.

Kami pun sadar, tantangan menjadi guru hari ini tidak mudah. Perubahan zaman begitu cepat, tuntutan semakin kompleks, dan kadang penghargaan belum sepadan dengan pengorbanan.

Tapi percayalah, setiap tetes keringat Bapak Ibu Guru adalah investasi jangka panjang. Mungkin tidak hari ini hasilnya, tapi kelak, dunia akan melihat betapa hebatnya bangsa yang dibangun oleh tangan-tangan guru.

Akhir kata, izinkan kami mengulang salam hormat ini sekali lagi :
Terima kasih Bapak Ibu Guru. Kami bangga pernah menjadi murid Bapak Ibu Guru.

Kami doakan semoga Allah Swt membalas semua jasa dan keikhlasan Bapak Ibu Guru dengan keberkahan hidup dan pahala yang berlipat ganda.

Salam takzim, murid-muridmu yang akan selalu mengenang dan menghormatimu.

Reporter Fathurrahim Syuhadi