Perjalanan Ratih Amalia Lestari, S.Pd, M.Pd dari Ujung Jayapura Meraih Gelar Magister Pendidikan di Semarang

Listen to this article

JAYAPURA Pagomex – Ratih Amalia Lestari, S.Pd, M.Pd adalah sosok perempuan muda yang lahir dan tumbuh di ujung timur Indonesia, tepatnya di Kota Jayapura, Papua, pada 1 Januari 1996. Meski berasal dari keluarga keturunan Jawa Tengah yang masih memiliki garis nasab ulama Kudus, Ratih menghabiskan sebagian besar hidupnya di tanah Papua.

Ia besar di lingkungan masyarakat multikultural Papua yang penuh dinamika, sehingga membentuk kepribadian tangguh, religius, dan berkomitmen terhadap pendidikan.

Sebagai bagian dari generasi Z, Ratih menunjukkan semangat belajar sejak usia dini. Pendidikan dasarnya ia tempuh di sekolah negeri favorit di Jayapura, hingga kemudian melanjutkan ke jenjang SMA Negeri 1 Kota Jayapura jurusan IPA, salah satu sekolah bergengsi di kota tersebut.

Namun, ketika banyak rekan seangkatannya melanjutkan kuliah ke jurusan eksakta atau teknik, Ratih memilih jalur berbeda yang lebih dekat dengan panggilan hatinya, yakni bidang Pendidikan Agama Islam (PAI).

Menapaki Jalan Pendidikan Islam

Keputusan Ratih untuk mengambil S1 Pendidikan Agama Islam di IAIN Fattahul Muluk Papua bukanlah pilihan yang mudah. Ia harus menjawab berbagai pertanyaan dan keraguan dari lingkungan sekitarnya. Namun, Ratih percaya bahwa pendidikan agama menjadi fondasi penting untuk membentuk karakter remaja di tanah Papua.

Menurutnya, kemajuan suatu bangsa tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual, tetapi juga oleh akhlak dan nilai spiritual yang kuat.

Setelah menyelesaikan pendidikan sarjananya, semangatnya untuk terus belajar tidak pernah padam. Ratih kemudian melanjutkan studi ke jenjang magister pada bidang yang sama, yakni Pendidikan Agama Islam, di Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA) Semarang, Jawa Tengah.

Perjalanan dari Jayapura ke Semarang bukanlah hal yang mudah, baik secara jarak maupun tantangan. Namun, tekad kuatnya untuk memperdalam ilmu agama membuat Ratih mampu menyelesaikan studi dengan penuh dedikasi hingga menyandang gelar Magister Pendidikan (M.Pd).

Mengabdi di Dunia Pendidikan Papua

Sepulang dari Semarang, Ratih kembali ke tanah kelahirannya. Ia tidak tergoda untuk menetap di Jawa atau mencari peluang di kota-kota besar. Baginya, Papua adalah rumah dan ladang pengabdian. Saat ini, ia mengajar di SMK Negeri 3 Kota Jayapura. Sebagai pendidik muda, Ratih percaya bahwa potensi remaja Papua dapat diasah melalui pendidikan yang seimbang antara ilmu pengetahuan dan agama.

Di dalam kelas, Ratih tidak hanya berperan sebagai guru, tetapi juga sebagai motivator dan pembimbing akhlak. Ia berusaha menanamkan nilai-nilai keislaman yang bersih dan lurus sesuai ajaran Ahlussunnah wal Jamaah, sekaligus mendorong siswanya agar berani bercita-cita tinggi.

Baginya, pendidikan agama bukan sekadar pelajaran di atas kertas, tetapi bekal hidup untuk menghadapi tantangan zaman.

Cita-Cita Menjadi Ulama Perempuan Papua

Motivasi Ratih dalam melanjutkan studi S2 bukan hanya untuk gelar semata, melainkan sebagai bekal untuk mewujudkan cita-cita yang lebih besar. Ia bermimpi menjadi ulama perempuan pertama di tanah Papua yang memiliki gelar doktor hingga profesor dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Dengan keilmuan yang mendalam, Ratih ingin melindungi generasi bangsa, khususnya anak-anak muda Papua, dari arus negatif globalisasi dengan bimbingan agama yang mencerahkan.

Harapannya, melalui jalur beasiswa penuh, ia dapat melanjutkan studi doktoralnya dalam waktu dekat. Cita-cita ini bukan sekadar ambisi pribadi, melainkan bentuk tanggung jawab untuk menghadirkan sosok ulama perempuan yang mampu menjadi teladan bagi masyarakat.

Keluarga dan Kehidupan Pribadi

Di balik kesibukan akademik dan aktivitasnya sebagai guru, Ratih juga menjalani kehidupan rumah tangga yang harmonis. Ia menikah dengan Ustadz Tamam, seorang pendamping hidup yang sejalan dalam visi dakwah dan pendidikan. Dukungan dari suami menjadi energi besar bagi Ratih dalam melanjutkan perjuangan di bidang pendidikan dan dakwah Islam.

Saat ini, Ratih tengah menanti kelahiran anak pertamanya yang masih dalam kandungan, sebuah anugerah yang semakin menambah semangatnya untuk terus berjuang demi masa depan keluarga dan umat.

Inspirasi bagi Generasi Muda

Kisah perjalanan Ratih Amalia Lestari, S.Pd, M.Pd dari Jayapura hingga Semarang adalah bukti nyata bahwa semangat belajar dan pengabdian tidak mengenal batas wilayah. Lahir dan besar di Papua bukanlah penghalang untuk meraih pendidikan tinggi dan berkontribusi bagi bangsa.

Justru dari tanah ujung timur Indonesia, Ratih menunjukkan bahwa perempuan muda mampu menorehkan prestasi gemilang dan memiliki visi besar untuk agama, bangsa, dan negara.

Ke depan, Ratih ingin terus memperluas kontribusinya, baik melalui dunia pendidikan formal maupun dakwah keislaman. Ia berharap, keberadaannya dapat memberi keberkahan bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat, hingga bangsa Indonesia.

Dengan tekad yang kuat, doa yang tulus, serta dukungan keluarga, Ratih Amalia Lestari menapaki jalan panjang menuju cita-cita mulia: menjadi ulama perempuan Papua yang berilmu, berakhlak, dan memberi manfaat luas bagi umat manusia.

Reporter Fathurrahim Syuhadi